Mengungkap Fakta Ilmiah Crop Circle (CC) di Brebah Sleman dan Piyungan Bantul

Oleh Tim Peneliti FMIPA Universitas Diponegoro

Mengapa penelitian yang mendalam tetang CC dilakukan oleh TIM FMIPA Universitas Diponegoro?
Dalam wilayah kotroversial dan misteri seperti CC, Ijtihad Saintifik (Scientific Interpretation) suatu hal yang dianjurkan. Bahkan dalam agama yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan dan manusia dengan manusia. Salah dan benar dalam Ijtihad sama-sama dapat pahala. Tradisi keilmuan perlu terus dipertahankan. Tradisi keilmuan yang paling mendasar adalah kita tidak boleh mengatakan sekedar menurut kata siapa dan kata siapa. Jika masih menungkinkan kita harus menggali data primer. Kalau kita memiliki dasar-dasar keilmuan dan pengalaman dalam suatu masalah maka kita boleh melakukan ijtihad saintifik. Melalui ijma’ (kesepakatan para ahli, referensi ilimah ) dan qiyas (analogi). Kegairahan dalam penelitian tidak hanya diarahkan pada hal yang aplikatif (dalam waktu dekat dapat menhasilkan produk barang dan jasa) juga hal-hal yang belum tahu aplikasinya akan kemana.
Bagaimana penelitian inj dilakukan?
Sebuah TIM yang tergabung dalam (Unit Penelitian Pengembangan dan Penerapan Sain dan Teknologi) melakukan survey lapangan pada hari ke 3 dan hari ke 7. Dilapangan Brebah dan Piyungan tim mengabil data-data geometri CC, sampel padi di CC dan padi control, sampel tanah di CC dan control. Tanah dan tanaman dilakukan penelitian di laboratorium dengan peralatan yang standart dan bisa mengungkap sampai pada skala nano, seperti Scanning Electron Microscope (SEM), identifikasi Unsur, dll.

Fakta ilmiah apa yang ditemukan?
Morfologi dan anatomi padi, Kimiawi tanah dan padi, Pola Geometri CC. Data-data dan hasil pengolahan data penelitian ini berbicara tetang kemungkinan-kemungkinan (hipotesa) yang terjadi bagaimana terbentuknya CC tersebut.

Pola awan pada tanggal 22 Januari 2011
Pada malam terjadinya CC terdapat pertumbuhan awan konvektif (awan local/static). Dari analisis, pada bulan Januari di Pulau Jawa yang merupakan terjadi pola monsunal yang menumbuhkan awan konvektif. Awan konvektif ini, dapat menyebabkan curah hujan tinggi, sering terjadi petir, dan angin kencang.

Pola Geometri ? Apa rahasianya,
Ada karya seni yang sangat presisi disawah yang tinggi padinya sedada manusia Indonesia. Karya seni itu diukir di padi yang tumbuh di atas tanah lembut dan berlumpur. Luar biasa. TIM survey melakukan pengukuran yang teliti dilapangan. Berdasarkan data-data yang diukur di lapangan, apa yang kami temukan? Kami telah berhasil membuat pola geometrisnya. CC berbentuk simetris dengan pola dasar berbentuk lingkaran. Juga terdapat lingkaran dengan jari-jari 24 meter yang polanya sdh terbentuk, tetapi padi belum rebah, seolah-olah tersapu sesuatu dan membentuk pola yang sangat smooth (mulus).

Apa yang terungkap dibalik Morfologi dan anatomi padi di dalam CC?
Dari penelitian morfologi dan anatomi ini tim juga mengambil foto serbuk amilum didalam bulir padi. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara control (padi di luar CC) dengan amilum yang terdapat dalam bulir padi yang berada di dalam daerah CC. Perbedaan ini tidak mungkin dilakukan secara mekanik. Hal ini mungkin terjadi karena prubahan fisis dan kimiawi. Terkait dengan masuknya radikal, ion, yang memicu reaksi rantai yang dapat merusak struktur bio molekul. Hipotesa yang dapat didukung dari hasil pengukuran kadar nitrogen di dalam padi dan tanah di CC. Terdapatnya kenaikan kadar nitrogen yang sangat tinggi (400%) ( lihat bagian Fakta ilmiah apa yang diungkap oleh hasil penelitian Kimia?)
Penelitian terhadap permukaan daun juga dilakukan pada padi di dalam CC dan padi diluar CC. Hasilnya sangat berbeda. Permukaan atas daun padi rebah di dalam CC permukaan daunnya secara mikroskopik sangat rusak. Sedangkan daun pada control (padi diluar CC) permukaannya masih teratur, tidak mengalami kerusakan.
Citra SEM diambil pada pembengkokan bongkol ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Untuk batang padi yang berada di daerah CC terdapat kerusakan jaringan epidermis, sedangkan pada bongkol padi di luar CC jaringah Epidermis masih utuh. Dari hasil yang diperoleh terdapat kerusakan dalam orde micrometer pada bagian dalam bongkol padi. Kerusakan ini sama sekali tidak telihat dari luar bongkol. Dalam artian, secara kasat mata bongkol padi ynag bengkok tersebut tidak mengalami kerusakan secara fisis. Kemungkinan ini terjadi secara mendadak mendapat pemanasan, atau radiasi gelombang elektromagnetik., atau dimungkinkan juga terpapar gelombang utrasonik intensitas tinggi. Ini dapat juga disebabkan oleh masuknya radikal, ion, yang memicu reaksi rantai yang dapat merusak struktur bio molekul.

Fakta ilmiah apa yang diungkap oleh hasil penelitian Kimia?
Kenaikan yang sangat mencolok kadar Nitrogen baik di padi maupun di tanah pada CC. Pada hari ke tiga (H+2) terdapat 2..38 % kandungan Nitrogen didalam padi dan 3.26 % dalam tanah didalam area CC. Namun 4 hari berikunya (H+6) kadar ini sangat berkuran karena telah terjadinya hujan sehingga Nitrogen yang terjebak dalam daerah CC sudah larut. Pertanyaan kita ajukan, mengapa terdapat kenaikan konsentrai nitrogen? Jawabannya adalah adanya nitrogen yang dari udara tertarik ke daerah CC melalui fenomena elektrostatik.

Kesimpulan.
1 Bentuk Crop Circle merupakan desain simetris dengan pola dasar berupa lingkaran. Dengan terdapatnya 17 lingkaran dengan 11 titik pusat lingkaran dan terdapat 3 dan 2 lingkaran yang membentuk titik simpul, serta terdapat pola sdh terbetuk tetapi padi tidak rebah, ini dapat disimpulkan sangat sulit untuk dibuat oleh manusia secara mekanik (misalnya dengan menginjak papan dan membentuk pola).
2 Terdapatnya kenaikan kadar nitrogen pada padi dan tanah pada CC sampai mencapai 400%, ini dapat mendukung hipotesa angin ion yang terjadi di CC, yakni tertariknya ion positif dari molekul nitrogen (N2+) atau radikal nitrogen (N2*) ke bumi.
3 Pembengkokan pada semua bongkol padi di dalam CC dan terlihat ada bagian gosong, serta hancurnya amilum bulir pada sedangkan pada bagian luar terlihat utuh, hal ini menunjukkan adanya perubahan kimiawi didalam bulir padi, ini dimungkinkan masuknya ion atau radikal kedalam bulir padi.
4 Hasil SEM pada bongkol padi yang bengkok pada CC, didapat bahwa epidermis dari bongkol tersebut pecah, ini dimungkinkan karena peristiwa pamanasan dan reaksi kimia plasma.
5 Dari semua temuan tersebut sangat diragukan bahwa Crop Circle yang ada di Berbah dan Piyungan dibuat oleh manusia dengan menggunakan peralatan mekanik seperti papan, tali kayu.

Ketua. Dr. Muhammad Nur, DEA (Fisika)
Sekretaris : Dr. Rully Rahardian, MSi (Biologi)
Anggota: Drs. Kartono, MSi (Matematika)
Dr. Khairul Anam, MSi (Kimia)
Dr. Heri Sutanto, MSi (Fisika)
Dr. Iis Nurhasanah, MSi (Fisika)
Dr. Agustina LNA, MSi (Kimia)
Zainul Muhlisin, MSi (Fisika)
Dr. Erma Prihastanti, MSi (Biologi)
Dr. Priyono, M.Si (Fisika)
Dr. Rahmat Gernowo, MSi (Fisika)
Budi Warsisto, MSi (Matematika)
Dr. Endang Kusdiyantini, DEA. (Biologi)

Comments

  • Taat Guswantoro

    Selamat untuk para peneliti dari Fakultas MIPA UNDIP.

  • Iffana

    Salut untuk Tim peneliti Fakultas MIPA Undip..Mari, terus berkarya