The 4th ASEAN School on Plasma and Nuclear Fusion (ASPNF 2018) and Sokendai Winter School

Telah dilaksanakan The 4th ASEAN School on Plasma and Nuclear Fusion (ASPNF 2018) and Sokendai Winter School pada tanggal 29 Januari – 2 Februari 2018 yang bertempat di Universitas Chiang Mai, Thailand. ASPNF merupakan event tahunan di Thailand yang penyelenggaraannya dimotori oleh Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT) dan Research Institute on Magnetic Fusion of French Atomic Energy and Alternative Energies Commission (CEA-IRFM). Terdapat perbedaan pada ASPNF tahun 2018; yaitu ASPNF berkolaborasi dengan Sokendai Winter School dalam penyelenggaraannya. Tujuan dari event tersebut yaitu untuk memberikan pemahaman terkait plasma dan fusi nuklir yang meliputi tinjauan dari segi sains dan teknologi, serta perkembangannya saat ini oleh pemateri yang berkemampuan sekaligus memiliki pengalaman yang mumpuni dibidangnya; menginisiasi penelitian dan kolaborasi di dalam plasma dan fusi nuklir bersama negara-negara ASEAN dan lainnya; dan menguatkan hubungan scientific antara peneliti dan akademisi dari ASEAN.

Dalam rangka untuk memperkuat pemahaman pada bidang plasma dan fusi nuklir, Center of Plasma Research (CPR) Universitas Diponegoro mengirim 7 delegasi mahasiswa untuk mengikuti The 4th ASEAN School on Plasma and Nuclear Fusion (ASPNF 2018) and Sokendai Winter School. Ketujuh mahasiswa tersebut yaitu

  1. Achmad Fajar Putranto, dari Fisika 2014
  2. Algi Figal Ramadhan, dari Fisika 2014
  3. Izzah Afiefah, dari Fisika 2014
  4. Vany Rizki Febrina, dari Fisika 2015
  5. Indah Marzia Yulva, dari Fisika 2015
  6. Yuniar Lailatur Rohmah, dari Fisika 2015
  7. Mega Putri Emisen, dari Fisika 2015

Sekolah tersebut diikuti oleh 7 negara yaitu Thailand, Indonesia, Philipina, Jepang, Nepal, Korea Selatan dan Pakistan dengan jumlah total peserta sebanyak 74 orang.  Selain dari Undip, terdapat 13 peserta dari UGM dan 1 peserta dari STTN sebagai perwakilan dari Indonesia.  Acara tersebut diselenggarakan selama 5 hari secara intensif dari pagi sampai sore, dengan materi yang berjenjang dari mulai pengenalan tentang fusi nuklir lalu diakhiri dengan grup diskusi dan eksperimen menggunakan web interface untuk mengontrol plasma pada tokamak Golem.

Pada hari pertama, acara dimulai dengan sambutan-sambutan, sesi foto, lalu dilanjutkan dengan materi yang di awali dengan pengenalan ITER oleh Jean Jacquinot.

Setelah itu, membahas terkait Fusion Research di Jepang oleh Yasuhiko Takeiri, Perancis oleh Huong Toang, dan Thailand oleh Twatchai Onjun. Yang menarik adalah Fusion Research di Thailand. Thailand merupakan negara pertama di ASEAN yang memulai riset di bidang fusi nuklir. Dan pada akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019, Thailand akan menerima hibah tokamak skala eksperimen (berukuran kecil) dari China sekaligus membuka kesempatan kuliah fusi bagi pelajar dari ASEAN termasuk Indonesia.

Pada hari kedua, hanya disajikan 2 materi karena telah diagendakan untuk rekreasi ke tempat wisata di kota Chiang Mai dari siang sampai sore dan dilanjutkan dengan makan malam bersama. Materi pertama yang dipaparkan yaitu Modeling and Theoretical Studies of Fusion oleh Yasuhiro Suzuki. Pemaparan yang rinci dan teratur dimulai dari dasar plasma sampai dinamika plasma di dalam reaktor fusi oleh Yasuhiro Suzuki, membuat sesi tanya jawab menjadi sangat interaktif. Materi kedua yang diberikan yaitu Introduction to Plasma Material Interaction in Fusion Devices oleh Bernard Pégourié. Pembahasan sebagian besar terkait dengan idetifikasi dan klasifikasi material pada tokamak berdasarkan interaksinya dengan neutron, radiasi elektromagnetik, dan partikel bermuatan; serta pertimbangan heat removal dan tritum inventory nya.

Pada hari ketiga, pembahasan materi sudah mulai terkait langsung dengan grup diskusi dan eksperimen tokamak golem yaitu di awali dengan HXR Measurement and Analysis at WEST oleh Kunaree Wongrach. Materi yang disampaikan terkait analisis data parameter-parameter fisis pada tokamak Tore Supra dan WEST dengan menggunakan Hard X-Ray (HXR). Selanjutnya, materi disampaikan oleh Ram Prajapati dengan topik Dust in MHD Instabilities and Fusion. Garis besar dari materi tersebut adalah keberadaan dust in plasma membuat kondisi plasma menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan munculnya beberapa kondisi instabilities seperti Rayleigh-Taylor Instability, Kevin-Helmholtz Instability, Jeans Instability, Kink Instability, Resistive MHD Instability, dan Ideal Instability. Lalu materi ketiga adalah Diagnostics in Tokamak yang disampaikan oleh Rémy Guirlet. Inti dari materi tersebut adalah membahas parameter-parameter di dalam tokamak yang harus didiagnosis. Semakin besar dan semakin canggih teknologi dari suatu tokamak maka semakin banyak parameter terkait yang harus didiagnosis. Selanjutnya Thierry Loarer membahas mengenai Tokamak Operation dan materi ditutup oleh Vojtech Svoboda yang merupakan operator tokamak Golem. Karena Vojtech harus memantau kondisi tokamak golem dari Prague maka materi disampaikan via video call. Setelah materi selesai, selanjutnya merupakan sesi group discussion. Sesi diskusi dilakukan oleh di dalam masing-masing grup yang telah ditentukan. Diskusi dilakukan untuk membahas seputar eksperimen yang akan dilakukan pada esok harinya. Pada malam hari, sebagian grup melakukan diskusi lanjutan terkait eksperimen tokamak Golem di lobi hotel.

Pada hari keempat dan kelima, intensitas pemberian materi mulai berkurang. Sebagian  waktu yang tersedia diluangkan untuk eksperimen dan diskusi grup. Pada hari keempat, hanya terdapat 2 buah materi yang disampaikan yaitu Imaging Diagnostics in Fusion Plasma oleh Satoshi Ohdachi dan Waves and Instabilities in Magnetic Fusion Plasma oleh Rémy Dumont. Materi yang disampaikan oleh Satoshi Ohdachi secara garis besar yaitu diagnosis kondisi fisis reaktor fusi dengan menggunakan pencitraan 2 dimensi yang ternyata lebih efektif daripada menggunakan pencitraan 3 dimensi. Lalu pada topik yang dibahas oleh Rémy Dumont yaitu lebih kepada tinjauan gelombang elektromagnetik di dalam plasma dengan menggunakan persamaan persamaan Maxwell dan pendekatan teori kinetik. Setelah penyampaian materi selesai, maka dilanjutkan dengan melakukan eksperimen tokamak Golem dengan memasukan beberapa nilai parameter fisis pada web interface yang kemudian kondisi plasma pada tokamak Golem dapat dilihat setelah diproses oleh Vojtech di Prague.

Control room tokamak Golem
(Sumber http://buon.fjfi.cvut.cz/roperation/tasks/TrainingCourses/PlasmaSchools/ASPNF.th/18/0118Group_4/Level_I/index.php)

Gambar di atas merupakan parameter-parameter fisis yang akan ditentukan dan dimasukan oleh masing-masing grup. Tiap grup diberikan kesempatan untuk menginput 11 variasi data dengan tiap variasi data terdiri dari 5 variabel bebas dengan interval tertentu. Salah satu hasil variasi data dapat dilihat pada gambar berikut.

Pada hari kelima, juga diisi dengan 2 materi yaitu Fusion Technology oleh Teruya Tanaka dan Heating and Current Drive oleh Julien Hillairet. Materi yang disampaikan oleh Teruya Tanaka lebih kepada pembahasan fusi dari sisi engineering-nya, sedangkan Julien Hillairet membahas metode plasma heating pada reaktor fusi secara komprehensif dari mulai first heating sampai auxiliary heating sekaligus sebagai penutup sesi materi pada ASPNF 2018 dan Sokendai Winter School. Setelah sesi materi selesai, dilanjutkan dengan sesi presentasi oleh masing-masing kelompok dengan maksimal durasi tiap kelompoknya adalah 15 menit.

Dan sampailah pada penghujung acara The 4th ASEAN School on Plasma and Nuclear Fusion (ASPNF 2018) and Sokendai Winter School, yang ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta dan beberapa patah kalimat oleh panitia.

News