D’Ozone Alat Perpanjang Masa Simpan Sayur dan Buah

SEMARANG, suaramerdeka.com – Buah dan sayuran hasil dari petani selama ini masa simpannya masih terbilang pendek karena mudah busuk. Untuk memperpanjang, biasanya petani menyimpan dalam lemari pendingin dengan suhu rendah, tetapi tetap tidak bisa tahan terlalu lama. Untuk memperpanjang masa simpan diperlukan perlakuan khusus. Tetapi dengan cara yang alami dan aman dari aspek kesehatan, mengingat buah dan sayur dikonsumsi untuk manusia sehari-hari.

Dr Muhammad Nur DEA menciptakan D’Ozone, suatu alat memperpanjang masa simpan buah dan sayuran dengan menggunakan pemanfaatan ozon. Pemanfaatan ozon yang dapat dengan mudah didapatkan di alam, sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Penelitian di beberapa negara dan di Indonesia telah mulai memanfaatkan teknologi plasma sebagai sistem penyimpanan.

“Ozon akan menghilangkan jamur, bakteri, kapang dan pestisida. Sumber pembusuk merupakan mikroorganisme yang dibawa produk mulai saat masih di pohon sampai dipanen,” kata Muhammad Nur di Gedung Laboratorium Terpadu, Undip, Kamis (22/12).

Caranya cukup mudah menghilangkan jamur, bakteri, kapang dan bahkan pestisida dari sayuran serta buah. Cukup mencuci dengan air yang mengandung ozon dan kemudian ditiriskan dengan udara berozon. Dengan takaran tertentu, ozon dilarutkan dalam air dan kemudian digunakan untuk mencuci buah dan sayuran. Setelah itu sayuran dan buah yang sudah dicuci dengan air berozon dikeringkan dengan udara yang mengandung ozon.

“Ada beberapa buah atau sayuran yang tidak perlu dicuci dengan air berozon dan cukup diberi udara yang mengandung ozon antara lain, salak, bawang, dan lain-lain. Pengguna alat D’Ozone bisa mengatur perlakuan apa akan diberikan kepada buah dan sayuran yang akan disimpan,” tutur CEO Center for Plasma Research (CPR) Fakultas Sains dan Matematika Undip Semarang.

D’Ozone yang merupakan generator ozon yang terdiri dari enam reaktor, dapat menghasilkan ozon sebesar 300 sampai dengan 500 gram per jam. Alat ini juga dilengkapi dengan tangki pelarutan ozon dengan kapasitas 800 liter.

Pemakai alat ini kata Muhammad Nur, tidak perlu membayar apa pun. Kecuali listrik karena ozon yang memiliki peran penting dalam penyimpanan didapat langsung dari alam sekitar dengan menggunakan generator. Ozon juga tidak menimbulkan sisa apa pun yang akan membahayakan lingkungan dan kesehatan. Justru air yang sudah mengandung ozon kualitasnya menjadi lebih bagus.

Produk hasil penelitian yang mengarah hilirisasi ini dilakukan atas kerjasama Center for Plasma Research Fakultas Sains dan Matematika Undip dan PT Dipo Technology. “Penelitian ini kami mendapatkan dana dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi melalui Program Pengembangan Teknologi Indoustri (PPTI) 2016,” tambahnya.

Hasil penelitian ini dihibahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan dan akan digunakan oleh kelompok tani Aspakusa Boyolali yang memasok buah dan sayuran di 23 supermarket di Semarang, Solo, Yogyakarta dan Surabaya.

Menurut Manajer Produksi Aspakusa Puji Astuti, selama ini kelompok taninya menggunakan cold storage untuk menyimpan sayuran dan buah-buahan yang dipasok dari petani binaan. Untuk sayuran maksimal dua hari masa penyimpanan sedangkan buah-buahan bisa sampai tiga hari.

“Setiap hari kami pasokan yang kami terima dari petani minimal satu ton dan akan berlipat-lipat jika ada momen-momen khusus seperti Lebaran dan Natal, sampai tiga kalinya. Setiap hari kami bisa memasok ke delapan supermarket,” paparnya.

Ia berharap, dengan bantuan hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu akan membantunya dalam penyimpanan sayur dan buah-buahan agar lebih tahan lama. Selain juga meningkatkan harga jual hasil pertanian yang dikelolanya. Karena alat tersebut bisa menghilangkan pestisida yang menempel. Sehingga sayuran dan buah-buahan produksinya bisa disebut organik.

Sumber: http://berita.suaramerdeka.com/dozone-alat-perpanjang-masa-simpan-sayur-dan-buah/